Diposting oleh "naimmathus shofroh" Sabtu, 03 Desember 2011 di 00.07
besar pengorbanan yg Engkau berikan
tak satu’pun langkah’mu yg tak berarti di hidupku
kau keluarkan semua tenaga’mu untuk melahirkan’ku
meski semua yg terbaik telah ku berikan pada’mu
itu semua tak akan bisa menggantikan semua
Diposting oleh "naimmathus shofroh" Jumat, 02 Desember 2011 di 23.56
Pada suatu desa, terlahir anak yang sangat mungil dan sehat, tak kurang suatu apapun. Dia terlahir tanpa mempunyai ayah, nama anak itu adalah Amir. Ibu ini sekaligus merangkap sebagai ayah, jadi selama Amir terlahir tidak pernah melihat wajah ayahnya. Amir selalu bertanya-tanya tentang ayhanya, tetapi tidak sedikitpun ibu nya memberitahu bahwa ayah nya telah pergi meninggalkan mereka untuk selama-lamanya. "ibu dimana ayah? kenapa selama ini Amir tak pernah tahu tentang ayah? Amir kan hanya ingin bertemu dengan Ayah?"tanya Amir kepada ibunya. "nak, ayahmu sedang pergi keluar kota untuk bekerja, mungkin esok dia akan datang untuk menemui kita, jadi jangan sedih lagi ya nak"jawab ibu. "tapi kenapa begitu lama? Amir sangat merindukan ayah, dan Amir pun selalu diejek sama teman-teman kamu anak yang tak mempunyai ayah. Amirkan jadi sedih bu'."kata Amir. "ia nak, ibu tahu tetapi ayahmu sedang pergi jauh untuk mencari uang, suatu saat ayahmu pasti kembali, yakinlah"jawab ibu.
Diposting oleh "naimmathus shofroh" Senin, 28 November 2011 di 22.57
Diposting oleh "naimmathus shofroh" Minggu, 27 November 2011 di 23.41
Diposting oleh "naimmathus shofroh" Kamis, 24 November 2011 di 04.07
Diposting oleh "naimmathus shofroh" Senin, 21 November 2011 di 22.55
Diposting oleh "naimmathus shofroh" di 22.51
Diposting oleh "naimmathus shofroh" di 00.04
Tahukah kalian tentang seorang ibu yang susah payah saat melahirkan dan merawat kita??
Nah, bisa kalian baca dibawah ini :-)
Saat kau berumur 1 tahun, dia menyuapi dan memandikanmu.
Sebagai balasannya, kau menangis sepanjang malam.
Saat kau berumur 2 tahun, dia mengajarimu bagaimana cara berjalan.
Sebagai balasannya, kau kabur saat dia memanggilmu.
Saat kau berumur 3 tahun, dia memasakkan semua makananmu dengan kasih sayang.
Sebagai balasannya, kau buang piring berisi makanan ke lantai.
Saat kau berumur 4 tahun, dia memberimu pensil berwarna.
Sebagai balasannya, kau coret-coret dinding rumah dan meja makan.
Saat kau berumur 5 tahun, dia membelikanmu pakaian-pakaian yang mahal dan indah.
Diposting oleh "naimmathus shofroh" Minggu, 20 November 2011 di 23.53
Diposting oleh "naimmathus shofroh" Selasa, 08 November 2011 di 21.45
Ada seorang ibu yang mempunyai tiga orang anak. Ketika hujan turun dengan derasnya, sang ibu sambil duduk menulis surat dengan serius.
Datanglah anak pertama dan berkata kepadanya, "Bu, aku sangat menyayangimu dan mengasihimu!" Mendengar kakaknya berkata demikian, adik kedua tidak mau kalah saing dengan kakaknya. Ia datang mendekati ibunya, lalu berkata pula, "Ibu, di antara kami bertiga, akulah yang lebih menyayangimu dan mengasihimu ibu!"
Si bungsu yang masih memegang mainannya itu dan memperhatikan dengan serius tindakan kedua kakaknya, segera meninggalkan mainannya, lalu datang kepada ibunya. Si bungsu tidak berkata apa-apa, tetapi ia hanya memeluk ibunya dengan penuh kasih. Setelah itu mereka kembali ke tempatnya masing-masing.
Setelah ibu selesai menulis, pada saat itu di luar rumah masih hujan sangat deras di sertai guruh dan kilat yang saling sambar-menyambar, dan sang ibu memanggil anak-anaknya dan menyuruh mereka untuk mengeposkan surat tersebut.
Sang ibu menekankan bahwa surat itu sangat penting dan harus segera dikirim. Anak yang pertama beralasan, "Bu, di luar masih hujan deras, aku tidak bisa pergi." Datanglah anak yang kedua dan beralasan, "Bu, aku masih mengerjakan PR, harus selesai sore ini juga."
Si bungsu diam-diam mengambil mantel dan berkata kepada ibunya sambil tersenyum, "Bu, saya yang akan mengantarkan surat ke kantor pos." Sahut ibunya, "Sabar nak, di luar masih hujan." Si bungsu hanya terdiam dan langsung mengambil surat itu lalu pergi mengantarkannya ke kantor pos, meskipun hari masih hujan.
Diposting oleh "naimmathus shofroh" di 21.34
Pada zaman dahulu, di sebuah perkampungan yang kecil, tinggallah seorang perempuan bernama Solehah dan anaknya ,Amru yang baru berusia 5 tahun. Suaminya telah meninggal dunia ketika di medan perang. Maka tinggallah Solehah dan anaknya sehelai sepinggan meneruskan kehidupan di sebuah rumah kecil peninggalan suaminya. Kerja solehah sebagai penenun kain menjadikan hidup mereka serba sedikit senang. Dia dan anaknya masih boleh mengisi perut dan menjalani kehidupan walaupun tidak semewah orang lain. Sekurang-kurang mereka tidak perlu mengemis untuk mendapatkan sesuap nasi. Jika ramai orang yang mengupah solehah untuk menenun kain, maka berisi lah perut mereka hari itu , tetapi jika tiada pelanggan, maka mereka terpaksa makan makanan simpanan sebelum ini yang sedikit untuk mengalas perut.Begitulah kerja Solehah yang tidak menentu setiap hari.
Diposting oleh "naimmathus shofroh" di 21.18
Ia akan melupakan apa yang ia inginkan, agar bisa memberikan apa yang
kamu butuhkan.... .
Ia membiarkan orang-orangan sawahmu memakai sweater kesayangannya. ....
Ia membelikanmu lollipop merk baru yang kamu inginkan, dan ia akan
menghabiskannya kalau kamu tidak suka.....
Ia menghentikan apa saja yang sedang dikerjakannya, kalau kamu ingin
bicara...
Diposting oleh "naimmathus shofroh" Rabu, 05 Oktober 2011 di 04.59
Sosok ayah kita, terkadang terlihat s'bagai perwujudan manusia yang tegas, gagah, tapi juga membuat kita segan.Namun, tubuh tegap dan suaranya yang seringkali menyebarkan rasa takut. Padahal, tanggung jawabnya s'bagai kepala kluarga membuatnya berusaha untuk melindungi kita.
Sebenarnya ada banyak kesegaran yang ia tularkan kepada kita. Kesegaran yang membuat kita ingin kembali ke masa itu. Ingatkah kita dibalik ketegasannya ada banyak cerita heroik yang ia bagikan agar kita belajar. Di balik keseriusannya, ada kisah lucu masa remajanya yang ia ceritakan hingga membuat seisi rumah tertawa. Di balik kesibukannya, ia sempatkan mengantarmu pergi sekolah. Di balik kekakuannya s'bagai ayah, ia sempatkan mencium keningmu di tengah malam, tanpa engkau pernah tau dan sadari.
Diposting oleh "naimmathus shofroh" Minggu, 02 Oktober 2011 di 00.02
Diam merupakan suatu karakter yang sering dilekatkan pada diri ayah. Namun, diam bukan berarti tak memiliki cinta. Dan bukan pula sebuah ekspresi dingin dan sikap masa bodoh. Bukan. Sebab di antara para ayah, biasanya ada yang memang sulit untuk manyampaikan dan mengapresiasikan kata cinta pada anaknya.
Diposting oleh "naimmathus shofroh" Sabtu, 01 Oktober 2011 di 23.28
Lihatlah betapa mendalam rasa sedih seorang ayah ketika gagal untuk memenuhi permintaan anaknya. Seperti Jamhamid, seorang ayah yang menanggung duka yang sangat-sangat mendalam, karena keenam anaknya meninggal dalam tiga hari. Menyanggupi permintaan anak juga bermakna keberartian bagi seorang ayah. Dalam posisi sebagai seorang pemimpin, ayah harus selalu merasa berarti bagi kita, dan anggota keluarganya. Bentuknya bisa macam-macam, namun yang palin utama, ketika dia selalu bisa membuat kita bahagia. Ayah merasa berarti ketika slalu ada dan hadir di saat kita, anak-anaknya membutuhkan.
Ayah slalu menyanggupi apa yang kita minta, karena itulah penjelasan dari sebuah tanggung jawab. Meski tak selama mampu, yakinlah seorang ayah pasti selalu ingin melakukannya.Ketika kita lahir, ayah menyadari penuh bahwa sebuah tanggung jawab baru tlah menantangnya. Bagi ayah kita adalah amanah, buah hati dan mimpinya. Dan dia bertekad untuk selalu berada disamping kita.
Dulu kita mungkin juga sulit mengerti kenapa ayah bukannya menyanggupi, tetapi justru sering membuat larangan. Ayah mungkin tak tak sempat menjelaskan alasan-alasannya. Atau kita yang tak mau tahu kenapa ayah melarang ini dan itu. Sering kali ayah memang harus lebih mengedepankan akalnya. Bahkan ayah rela, dibenci anak-anaknya untuk kebaikan mereka sendiri. Bayangkan pastilah iini konflik batin yang tak mudah.
Ayah sejatinya slalu ingin menyanggupi apa yang kita minta, meski tak selamanya ada. Meski tak selamanya bisa. Kadang, tak bisa bukan semata masalah kemampuan, tetapi jjuga karena keyakinannya bahwa itu bukan yang terbaik untuk kita (anak-anaknya).
Sumber : Buku Tarbawi, Edisi Khusus Ayah Punya Cara Sendiri dalam Mencintai Kita.
Diposting oleh "naimmathus shofroh" di 22.52
Ayah,aku pernah sangat jengke padamu.Bukan karena engkau menolak permintaanku, tetapi jawaban khas itu, "nanti ya, tunggu gajian". Seolah enkau slalu memutar kembali redaksi jawaban itu untuk setiap rengekan anak-anakmu.
Aku slalu jengkel kenapa engkau memilih toko itu.Toko sepatu tak bernam, dan koleksinya yang terbatas. Selalu tak kutemukan merek sepatu yang aku inginkan.Aku sangat jengkel dan jengkel, tapi belakangan ini naku baru tahu, toko itulah yang sangat mengerti kondisi kantong seorang PNS golongan rendah dengan empat orang anak. Ditoko itu, engkau bisa mengambil barang yang kamu sukai dan akan dibayar sebulan kemudian.
Ayah, aku selalu ingat janji-janjimu untuk menyekolahkanku di tempat yang menurutmu itu yang terbaik. Engkau menyebut sebuah sekolah itu sangat bagus dan aman. Gedungnya megah, segala prasarananya lengkap. Tak sabar aku ingin segera masuk sekolah itu. Hingga suatu saat aku siap, engkau bahkan tak lagi menyebut nama sekolah itu. Tapi, aku tak lagi jengkel, karena kemudian kutahu, biaya pendidikan di sekolah itu sangat mahal. Seluruh gajimu akan habis untuk biaya per bulannya. Jelas tak mungkin bagiku masuk kesekolah itu.......
Sumber : Buku Tarbawi Edisi khusus Ayah Punya Caranya Sendiri dalam Mencintai Kita
Diposting oleh "naimmathus shofroh" di 06.59
"Percayalah ayah sangat mengerti dan memahami apa yang telah kita capai"
Ayah sangat memperhatikan anak-anaknya, meski kita sering taj menyadarinya.
Jika cinta dan perhatian hanya diwakili dengan kata - kata, mungkin banyak ayah akan masuk dalam kategori orang yang tak berhenti. Karena, betapa banyak ayah yang sulit mengungkapkan perasaannya, bahkan pada anak-anaknya sendiri. Seolah wajah ayah selalu sama, baik ketika gembira maupun sedih. Tapi apakah itu berarti ayah miskin cinta? Tentu tidak,, karen ayah punya caranya sendiri dalam mencintai dan menyayangi kita. Yakin lah ayah slalu bangga pada prestasi anak-anaknya, meski sering kali tak pandai untuk mengapresiasikannya.
Ayah sangat mengerti dan memahami apa yang tlah kita capai.Ayah sangat memperhatikan anak-anaknya, meski kita sering kali tak menyadarinya.Harus diakui, di antara ayah kita memang ada yang tak cakap mengkomunikasikan emosi. Ayah kita bahagia tapi tak mengatakannya. Dalam hati ayah memuji, namun tak memverbalkannya. Bukan ayah tak cinta, tetapi ayah ingin menyampaikan dengan caranya sendiri.Bukannya ayah tak suka, tetapi ayah memiliki pertimbangan yang berbeda. Dan ayah, tak slalu punya ungkapan untuk mengapresiasi kita.
Sumber : Buku Tarbawi
Diposting oleh "naimmathus shofroh" di 06.31
Diposting oleh "naimmathus shofroh" di 06.01
Arti Persahabatan
Hidup ini bagaikan teka teki
di mana kita harus menebak ......
semua tangga yg terlihat hitam ataupun putih
kadang di saat kita bahagia sekali pun
Bagaikan air yg terus mengalir
tanpa menghiraukan .......
bahwa esok akan ada yg menantikan kesedihan
di saat dan dengan keadaan apa pun
Aku bisa merasakan arti persahabatan
yang seutuhnya ya.......itulah kawanku , temanku...
sahabatku yg selalu membuat aku
melupakan kesedihan dan kembali melangkah dengan ceria ....
Ku angkat wajahku......
ku buang rasa sakitku.....
ku ringankan langkahku....
ku ayun tanganku......
Satu hal yg akan ku ingat selamanya
Satu sahabat lebih baik dari apa pun
Karena dia mampu memberikan pegangan
Di saat kita terhuyung dan terjatuh
Dia jg mampu membuat kita tersenyum kembali dalam canda tawanya ...
Diposting oleh "naimmathus shofroh" Senin, 19 September 2011 di 01.02