Surat Seorang Anak Untuk Ayahnya

Ayah,aku pernah sangat jengke padamu.Bukan karena engkau menolak permintaanku, tetapi jawaban khas itu, "nanti ya, tunggu gajian". Seolah enkau slalu memutar kembali redaksi jawaban itu untuk setiap rengekan anak-anakmu.

Aku slalu jengkel kenapa engkau memilih toko itu.Toko sepatu tak bernam, dan koleksinya yang terbatas. Selalu tak kutemukan merek sepatu yang aku inginkan.Aku sangat jengkel dan jengkel, tapi belakangan ini naku baru tahu, toko itulah yang sangat mengerti kondisi kantong seorang PNS golongan rendah dengan empat orang anak. Ditoko itu, engkau bisa mengambil barang yang kamu sukai dan akan dibayar sebulan kemudian.

Ayah, aku selalu ingat janji-janjimu untuk menyekolahkanku di tempat yang menurutmu itu yang terbaik. Engkau menyebut sebuah sekolah itu sangat bagus dan aman. Gedungnya megah, segala prasarananya lengkap. Tak sabar aku ingin segera masuk sekolah itu. Hingga suatu saat aku siap, engkau bahkan tak lagi menyebut nama sekolah itu. Tapi, aku tak lagi jengkel, karena kemudian kutahu, biaya pendidikan di sekolah itu sangat mahal. Seluruh gajimu akan habis untuk biaya per bulannya. Jelas tak mungkin bagiku masuk kesekolah itu.......

Sumber : Buku Tarbawi Edisi khusus Ayah Punya Caranya Sendiri dalam Mencintai Kita

0 komentar: