Puisi untuk Ibu dan Ayah

 
Untukmu Ayah Untukmu Ibu
Kasihmu… sayangmu… selalu kau berikan padaku…
Kau banting tulangmu… kau peras keringatmu…
Namun kau selalu berusaha tersenyum didepanku…
Walau ku sering mendurhakaimu…
kau tak pernah berhenti memberi semua itu…
Kau pun tak pernah sedikitpun meminta balasan dariku…
Karena ku tau… kau lakukan semua itu…
Hanya untuk membuatku bahagia…
Kau cahaya hidupku…
kau pelita dalam setiap langkahku…
Maafkan…bila aku belum bisa membalas semua kebaikan yang telah kau berikan untukku…
Tetapi Aku berjanji… aku akan selalu berusaha dan berdo’a semampuku… untuk kebahagiaanmu di masa tua mu nanti…
Agar kau selalu tersenyum… walaupun apa yang ku beri… tidak sebesar apa yang ku terima selama ini…

“Dien’s”

Puisi ini bersumber dari : http://www.gudangpuisi.com/2011/08/puisi-untuk-ayah-dan-ibu.html#ixzz1fSMLw1iG

Puisi Pengorbanan Ibu

besar pengorbanan yg Engkau berikan
tak satu’pun langkah’mu yg tak berarti di hidupku
kau keluarkan semua tenaga’mu untuk melahirkan’ku
meski semua yg terbaik telah ku berikan pada’mu
itu semua tak akan bisa menggantikan semua




Ibu


Ibu

Aku lahir tanpa apa-apa,
Engkaulah yang mengajariku segalanya,
Membesarkanku dengan segala upaya,
Berharap aku kan jadi orang yang berguna..

Puisi Untuk My Mother


Ibu...
adalah wanita yang telah melahirkanku
merawatku
membesarkanku
mendidikku
hingga diriku telah dewasa

Anak yang Berbudi Baiik

Pada suatu desa, terlahir anak yang sangat mungil dan sehat, tak kurang suatu apapun. Dia terlahir tanpa mempunyai ayah, nama anak itu adalah Amir. Ibu ini sekaligus merangkap sebagai ayah, jadi selama Amir terlahir tidak pernah melihat wajah ayahnya. Amir selalu bertanya-tanya tentang ayhanya, tetapi tidak sedikitpun ibu nya memberitahu bahwa ayah nya telah pergi meninggalkan mereka untuk selama-lamanya. "ibu dimana ayah? kenapa selama ini Amir tak pernah tahu tentang ayah? Amir kan hanya ingin bertemu dengan Ayah?"tanya Amir kepada ibunya. "nak, ayahmu sedang pergi keluar kota untuk bekerja, mungkin esok dia akan datang untuk menemui kita, jadi jangan sedih lagi ya nak"jawab ibu. "tapi kenapa begitu lama? Amir sangat merindukan ayah, dan Amir pun selalu diejek sama teman-teman kamu anak yang tak mempunyai ayah. Amirkan jadi sedih bu'."kata Amir. "ia nak, ibu tahu tetapi ayahmu sedang pergi jauh untuk mencari uang, suatu saat ayahmu pasti kembali, yakinlah"jawab ibu.

Kisah Ibu yang Membenci Anaknya

Kehidupan pasangan suami istri Ramdan dan Rahmi sangat pas-pasan. Apalagi ditambah dengan dua orang anak mereka, Alia (7 tahun) dan Dede (5 tahun). Ramdan, sang kepala keluarga, hanya menggantungkan hidupnya dari berjualan minyak tanah. Sementara, Rahmi, istrinya setiap hari kerjaannya hanya marah-marah, mengeluhkan kondisi keuangan keluarga mereka.

Dalam kondisi seperti itu, Rahmi menyadari ternyata dirinya tengah hamil anak yang ketiga. Mati-matian Rahmi berusaha supaya janin yang dikandungnya gugur. Ramdan yang mengetahui hal itu, berkali-kali mengingatkan sang istri untuk mengurungkan niatnya. Tapi, Rahmi tidak peduli. Rahmi malah nekat mengundang seorang dukun untuk menggugurkan kandungan ke rumahnya. Untungnya Ramdan keburu datang di rumah.

Puisi untuk Ibu

karya: Sopa Saniah


Ibu.............
Dadaku sesak
Nafas dan denyut nadi terasa berhenti
Melihat tubuhmu terbujur dan kaku
Bibirku tak dapat berkata
Dunia terasa gelap gulita

Puisi Untuk Ayah

Waktu mengajakku kembali berputar,
ke masa lalu.
terlihat, terasa disana
keceriaan terpancar.
Tawa dan kasih sayang...

Seorang Anak Yang Durhaka



Pada suatu desa, terdapat satu keluarga yang cukup tentram, tidak pernah terjadi keributan apapun. Setelah beberapa hari kemudian, terjadi suatu kejadian yang tidak disangka-sangka oleh seorang tetangga samping rumahnya. Dia mendengar ada keributan di keluarga itu, nampaknya ada masalah,ujar tetangga tersebut. Setelah di selidiki ternyata di rumah itu memang sedang ada keributan kecil. Seorang anak  perempuan dan ibunya. Ibu menegur anaknya secara halus, di nasehati dengan lembut tetapi anak itu malah membantah perkataan ibunya dengan ucapan yang sangat kasar. Ibu nya menegur karena anak perempuan nya itu selalu pulang terlalu sore setelah pulang dari sekolah. Anaknya itu beralasan karena dia sedang mengerjakan kelompok, membuat tugas ini itu. Ibu pun semakin tak percaya pada alasan sang anak, karena setiap ia tanya kepada anaknya dia selalu bilang habis membuat tugas bu. Ibu nya hanya bisa bersabar dan terus bersabar untuk menasehati anaknya itu.

Kisah Sedih Seorang Ibu

Cerita ni
dalam bentuk luahan hati seorang anak yang kesedihan akibat kelalaian
atau dengan kata lain kederhakaannya kepada seorang ibu!

Cerita si anak.....

Ibuku buta sebelah mata!
Aku benci ibuku… Dia amat
memalukanku!
Tugas harian dia ialah memasak untuk pelajar dan guru
untuk menyara keluarga kami.

Kasih Sayang Seorang Ibu pada Anaknya

Tahukah kalian tentang seorang ibu yang susah payah saat melahirkan dan merawat kita??
Nah, bisa kalian baca dibawah ini :-)


Saat kau berumur 1 tahun, dia menyuapi dan memandikanmu.
Sebagai balasannya, kau menangis sepanjang malam.
Saat kau berumur 2 tahun, dia mengajarimu bagaimana cara berjalan.
Sebagai balasannya, kau kabur saat dia memanggilmu.
Saat kau berumur 3 tahun, dia memasakkan semua makananmu dengan kasih sayang.
Sebagai balasannya, kau buang piring berisi makanan ke lantai.
Saat kau berumur 4 tahun, dia memberimu pensil berwarna.
Sebagai balasannya, kau coret-coret dinding rumah dan meja makan.
Saat kau berumur 5 tahun, dia membelikanmu pakaian-pakaian yang mahal dan indah.

Kisah Anak & Ibu yang Saling Menulis Surat

Dikisahkan, seorang ibu meminta tolong pada anaknya untuk membantunya mengerjakan beberapa pekerjaan rumah. Kebetulan hari itu, ia harus menghadiri acara keluarga. Maka diambil secarik kertas, ditulisnya apa yang harus dikerjakan si anak, dan kemudian ditempel di pintu lemari es, agar pesan yang disampaikannya terbaca oleh si anak.
Menjelang sore si ibu hadir kembali di rumah, kemudian ia membaca secarik kertas yang tertempel di dinding lemari es, nampak tulisan si anak yang tersusun rapi.
1. Cuci Piring:         Rp. 10.000,-
2. Ngepel:               Rp. 20.000,-
3. Cuci Baju:           Rp. 45.000,-
4. Seterika:             Rp. 30.000,-
5. Masak Nasi:        Rp. 15.000,-
6. Siram Tanaman:  Rp. 20.000,-

Kisah Ibu dan Ke-3 Anaknya

Ada seorang ibu yang mempunyai tiga orang anak. Ketika hujan turun dengan derasnya, sang ibu sambil duduk menulis surat dengan serius.

Datanglah anak pertama dan berkata kepadanya, "Bu, aku sangat menyayangimu dan mengasihimu!" Mendengar kakaknya berkata demikian, adik kedua tidak mau kalah saing dengan kakaknya. Ia datang mendekati ibunya, lalu berkata pula, "Ibu, di antara kami bertiga, akulah yang lebih menyayangimu dan mengasihimu ibu!"

Si bungsu yang masih memegang mainannya itu dan memperhatikan dengan serius tindakan kedua kakaknya, segera meninggalkan mainannya, lalu datang kepada ibunya. Si bungsu tidak berkata apa-apa, tetapi ia hanya  memeluk ibunya dengan penuh kasih. Setelah itu mereka kembali ke tempatnya masing-masing.
Setelah ibu selesai menulis, pada saat itu di luar rumah masih hujan sangat deras di sertai guruh dan kilat yang saling sambar-menyambar, dan sang ibu memanggil anak-anaknya dan menyuruh mereka untuk mengeposkan surat tersebut.

Sang ibu menekankan bahwa surat itu sangat penting dan harus segera dikirim. Anak yang pertama beralasan, "Bu, di luar masih hujan deras, aku tidak bisa pergi." Datanglah anak yang kedua dan beralasan, "Bu, aku masih mengerjakan PR, harus selesai sore ini juga."

Si bungsu diam-diam mengambil mantel dan berkata kepada ibunya sambil tersenyum, "Bu, saya yang akan mengantarkan surat ke kantor pos." Sahut ibunya, "Sabar nak, di luar masih hujan." Si bungsu hanya terdiam dan langsung  mengambil surat itu lalu pergi mengantarkannya ke kantor pos, meskipun hari masih hujan.



Seringkali kita berkata kepada orang tua kita, "Papa, Mama, aku menyayangimu." Tetapi itu hanyalah ucapan yang keluar dari mulut kita, dan bukan dari dasar hati yang terdalam. Dalam kenyataannya, ucapan kita cenderung seperti anak yang pertama dan kedua di saat kita menyatakan kasih kepada orang tua dan sesama kita. Sebenarnya kita tidak perlu mengucapkan kata-kata manis untuk mengungkapkan bahwa kita mengasihi orang tua dan sesama kita, melainkan melalui sikap dan tindakan yang nyata dan benar-benar tulus dari hati.

Ibu,,, I LOVE YOU SO MUCH
juga kepada ayah,,, :-)


sumber: dari Google "kisah ibu"

Kisah Seorang Ibu dan Anaknya

 Pada zaman dahulu, di sebuah perkampungan yang kecil, tinggallah seorang perempuan bernama Solehah dan anaknya ,Amru yang baru berusia 5 tahun. Suaminya telah meninggal dunia ketika di medan perang. Maka tinggallah Solehah dan anaknya sehelai sepinggan meneruskan kehidupan di sebuah rumah kecil peninggalan suaminya. Kerja solehah sebagai penenun kain menjadikan hidup mereka serba sedikit senang. Dia dan anaknya masih boleh mengisi perut dan menjalani kehidupan walaupun tidak semewah orang lain. Sekurang-kurang mereka tidak perlu mengemis untuk mendapatkan sesuap nasi. Jika ramai orang yang mengupah solehah untuk menenun kain, maka berisi lah perut mereka hari itu , tetapi jika tiada pelanggan, maka mereka terpaksa makan makanan simpanan sebelum ini yang sedikit untuk mengalas perut.Begitulah kerja Solehah yang tidak menentu setiap hari.

Ayah Itu Murah Hati

Ia akan melupakan apa yang ia inginkan, agar bisa memberikan apa yang
kamu butuhkan.... .
Ia membiarkan orang-orangan sawahmu memakai sweater kesayangannya. ....
Ia membelikanmu lollipop merk baru yang kamu inginkan, dan ia akan
menghabiskannya kalau kamu tidak suka.....
Ia menghentikan apa saja yang sedang dikerjakannya, kalau kamu ingin
bicara...

Menemukan Sisi Segar Dari Ayah Kita

Sosok ayah kita, terkadang terlihat s'bagai perwujudan manusia yang tegas, gagah, tapi juga membuat kita segan.Namun, tubuh tegap dan suaranya yang seringkali menyebarkan rasa takut. Padahal, tanggung jawabnya s'bagai kepala kluarga membuatnya berusaha untuk melindungi kita.

Sebenarnya ada banyak kesegaran yang ia tularkan kepada kita. Kesegaran yang membuat kita ingin kembali ke masa itu. Ingatkah kita dibalik ketegasannya ada banyak cerita heroik yang ia bagikan agar kita belajar. Di balik keseriusannya, ada kisah lucu masa remajanya yang ia ceritakan hingga membuat seisi rumah tertawa. Di balik kesibukannya, ia sempatkan mengantarmu pergi sekolah. Di balik kekakuannya s'bagai ayah, ia sempatkan mencium keningmu di tengah malam, tanpa engkau pernah tau dan sadari.

Mencari Kekayaan Makna Dari Dalamnya Ayah

Diam merupakan suatu karakter yang sering dilekatkan pada diri ayah. Namun, diam bukan berarti tak memiliki cinta. Dan bukan pula sebuah ekspresi dingin dan sikap masa bodoh. Bukan. Sebab di antara para ayah, biasanya ada yang memang sulit untuk manyampaikan dan mengapresiasikan kata cinta pada anaknya.

Ayah Selalu Menyanggupi Apa Yang Kita Minta Meski Tak Selamanya Ada

Lihatlah betapa mendalam rasa sedih seorang ayah ketika gagal untuk memenuhi permintaan anaknya. Seperti Jamhamid, seorang ayah yang menanggung duka yang sangat-sangat mendalam, karena keenam anaknya meninggal dalam tiga hari. Menyanggupi permintaan anak juga bermakna keberartian bagi seorang ayah. Dalam posisi sebagai seorang pemimpin, ayah harus selalu merasa berarti bagi kita, dan anggota keluarganya. Bentuknya bisa macam-macam, namun yang palin utama, ketika dia selalu bisa membuat kita bahagia. Ayah merasa berarti ketika slalu ada dan hadir di saat kita, anak-anaknya membutuhkan.

Ayah slalu menyanggupi apa yang kita minta, karena itulah penjelasan dari sebuah tanggung jawab. Meski tak selama mampu, yakinlah seorang ayah pasti selalu ingin melakukannya.Ketika kita lahir, ayah menyadari penuh bahwa sebuah tanggung jawab baru tlah menantangnya. Bagi ayah kita adalah amanah, buah hati dan mimpinya. Dan dia bertekad untuk selalu berada disamping kita.

Dulu kita mungkin juga sulit mengerti kenapa ayah  bukannya menyanggupi, tetapi justru sering membuat larangan. Ayah mungkin tak tak sempat menjelaskan alasan-alasannya. Atau kita yang tak mau tahu kenapa ayah melarang ini dan itu. Sering kali ayah memang harus lebih mengedepankan akalnya. Bahkan ayah rela, dibenci anak-anaknya untuk kebaikan mereka sendiri. Bayangkan pastilah iini konflik batin yang tak mudah.

Ayah sejatinya slalu ingin menyanggupi apa yang kita minta, meski tak selamanya ada. Meski tak selamanya bisa. Kadang, tak bisa bukan semata masalah kemampuan, tetapi jjuga karena keyakinannya bahwa itu bukan yang terbaik untuk kita (anak-anaknya).

Sumber : Buku Tarbawi, Edisi Khusus Ayah Punya Cara Sendiri dalam Mencintai Kita.

Surat Seorang Anak Untuk Ayahnya

Ayah,aku pernah sangat jengke padamu.Bukan karena engkau menolak permintaanku, tetapi jawaban khas itu, "nanti ya, tunggu gajian". Seolah enkau slalu memutar kembali redaksi jawaban itu untuk setiap rengekan anak-anakmu.

Aku slalu jengkel kenapa engkau memilih toko itu.Toko sepatu tak bernam, dan koleksinya yang terbatas. Selalu tak kutemukan merek sepatu yang aku inginkan.Aku sangat jengkel dan jengkel, tapi belakangan ini naku baru tahu, toko itulah yang sangat mengerti kondisi kantong seorang PNS golongan rendah dengan empat orang anak. Ditoko itu, engkau bisa mengambil barang yang kamu sukai dan akan dibayar sebulan kemudian.

Ayah, aku selalu ingat janji-janjimu untuk menyekolahkanku di tempat yang menurutmu itu yang terbaik. Engkau menyebut sebuah sekolah itu sangat bagus dan aman. Gedungnya megah, segala prasarananya lengkap. Tak sabar aku ingin segera masuk sekolah itu. Hingga suatu saat aku siap, engkau bahkan tak lagi menyebut nama sekolah itu. Tapi, aku tak lagi jengkel, karena kemudian kutahu, biaya pendidikan di sekolah itu sangat mahal. Seluruh gajimu akan habis untuk biaya per bulannya. Jelas tak mungkin bagiku masuk kesekolah itu.......

Sumber : Buku Tarbawi Edisi khusus Ayah Punya Caranya Sendiri dalam Mencintai Kita

"Bila Ayah Tak Selalu Punya Ungkapan Untuk Mengapresiasi Kita"

"Percayalah ayah sangat mengerti dan memahami apa yang telah kita capai"
Ayah sangat memperhatikan anak-anaknya, meski kita sering taj menyadarinya.

Jika cinta dan perhatian hanya diwakili dengan kata - kata, mungkin banyak ayah akan masuk dalam kategori orang yang tak berhenti. Karena, betapa banyak ayah yang sulit mengungkapkan perasaannya, bahkan pada anak-anaknya sendiri. Seolah wajah ayah selalu sama, baik ketika gembira maupun sedih. Tapi apakah itu berarti ayah miskin cinta? Tentu tidak,, karen ayah punya caranya sendiri dalam mencintai dan menyayangi kita. Yakin lah ayah slalu bangga pada prestasi anak-anaknya, meski sering kali tak pandai untuk mengapresiasikannya.

 Ayah sangat mengerti dan memahami apa yang tlah kita capai.Ayah sangat memperhatikan anak-anaknya, meski kita sering kali tak menyadarinya.Harus diakui, di antara ayah kita memang ada yang tak cakap mengkomunikasikan emosi. Ayah kita bahagia tapi tak mengatakannya. Dalam hati ayah memuji, namun tak memverbalkannya. Bukan ayah tak cinta, tetapi ayah ingin menyampaikan dengan caranya sendiri.Bukannya ayah tak suka, tetapi ayah memiliki pertimbangan yang berbeda. Dan ayah, tak slalu punya ungkapan untuk mengapresiasi kita.

Sumber : Buku Tarbawi

"Menghadirkan Kenangan Akan Ayah Tercinta

.Ayah, sungguh aku rindu padamu"
Aku tahu bahwa engkau sangat tahu seberapa besar cintaku padamu.
Kini aku hanya ".ingin mengucapkannya lebih sering lagi."

Setidaknya untuk suatu waktu tertentu, kita harus mengenang kembali ayah kita. Terlepas ayah kita sudah wafat ataupun masih sehat walafiat, sejatinya ayah kita selalu ada jejak keberadaannya. Maka menghadirkan kenangan akan ayah tercinta seharusnya bisa dilakukan oleh semua kita. Siapapun kita, seperti ayah kita, dan dimana pun kini ayah kita berada.Untuk sebagian kita yang mungkin jauh dan sangat jauh dari Ayah maupun Ibu, mereka pasti akan merasakannya, betapa sedihnya kedua orang tua kita merasa kesepian tanpa hadirnya anak dalam hidupnya.

Ayah lah yang memberikan seluruh hidupnya untuk kita, tapi kita membagi sangat sedikit untuk ayah kita. Ayah selalu mengorbankan seluruh dirinya untuk kita,  tetapi kita sangat sedikit memberi penghargaan untuk dirinya. Dan tanpa kita tahu, tanpa kita sadari, sejujurnya begitu pendek saat - saat ayah kita benar - benar merasakan sebagai ayah dalam pengakuan nyata kita.

Kadang kenangan ayah berubah menjadi rindu yang tak kan terobati. Sebab ayah kita sudah pergi untuk selamanya. Mungkin kita telah memastikan bahwa kita tak pernah menyakitinya, apalagi durhaka kepadanya. Tapi percayalah, begitu ayah kita tiada,kita baru merasakan, betapa masih banyak yang belum kita lakukan untuk ayah tercint. Kita pasti menyesal,karena kita belum pernah untuk membahagiakannya, meski secuilpun ia tak pernah meminta kebahagiaanya.

"Ayah tidak memberitaku bagaimana cara untuk hidup"
"Dia hidup dan membiarkan aku melihat bagaimana dia melakukannya"
Sumber: Buku TARBAWI .

_puisi

Arti Persahabatan

Hidup ini bagaikan teka teki
di mana kita harus menebak ......
semua tangga yg terlihat hitam ataupun putih
kadang di saat kita bahagia sekali pun

Bagaikan air yg terus mengalir
tanpa menghiraukan .......
bahwa esok akan ada yg menantikan kesedihan
di saat dan dengan keadaan apa pun

Aku bisa merasakan arti persahabatan
yang seutuhnya ya.......itulah kawanku , temanku...
sahabatku yg selalu membuat aku
melupakan kesedihan dan kembali melangkah dengan ceria ....

Ku angkat wajahku......
ku buang rasa sakitku.....
ku ringankan langkahku....
ku ayun tanganku......

Satu hal yg akan ku ingat selamanya
Satu sahabat lebih baik dari apa pun
Karena dia mampu memberikan pegangan
Di saat kita terhuyung dan terjatuh
Dia jg mampu membuat kita tersenyum kembali dalam canda tawanya ...