Seorang Anak Yang Durhaka



Pada suatu desa, terdapat satu keluarga yang cukup tentram, tidak pernah terjadi keributan apapun. Setelah beberapa hari kemudian, terjadi suatu kejadian yang tidak disangka-sangka oleh seorang tetangga samping rumahnya. Dia mendengar ada keributan di keluarga itu, nampaknya ada masalah,ujar tetangga tersebut. Setelah di selidiki ternyata di rumah itu memang sedang ada keributan kecil. Seorang anak  perempuan dan ibunya. Ibu menegur anaknya secara halus, di nasehati dengan lembut tetapi anak itu malah membantah perkataan ibunya dengan ucapan yang sangat kasar. Ibu nya menegur karena anak perempuan nya itu selalu pulang terlalu sore setelah pulang dari sekolah. Anaknya itu beralasan karena dia sedang mengerjakan kelompok, membuat tugas ini itu. Ibu pun semakin tak percaya pada alasan sang anak, karena setiap ia tanya kepada anaknya dia selalu bilang habis membuat tugas bu. Ibu nya hanya bisa bersabar dan terus bersabar untuk menasehati anaknya itu.
Ayahnya sibuk bekerja, dan dia hanya sering tinggal berdua dengan ibunya. Karena itu mungkin dia merasa tidak diberi kasih sayang yang utuh dari kedua orang tuanya, sehingga dia bersikap seperti itu. Setiap kali ibunya bertanya dari mana nak, kok baru pulang jam segini? Tanya ibu. “ah, ibu ini mau tau aja urusan orang”jawab anaknya. Ibu hanya menahan rasa kesal dan amarahnya. Beberapa hari kemudian, sang ibu pun mengetahui ternyata anaknya selama ini sering bermain bersama kawan-kawannya laki-laki dan perempuan kumpul bareng disuatu tempat yang akhirnya menimbukan fitnah.
Setelah anaknya pulang dari sekolah, ibunya sudah menunggu sedari tadi untuk menasehati dan menegur anaknya. Tetapi apa yang di lakukan oleh sang anak saat ibunya menasehati, dia malah mendorong ibunya hingga badannya memar dan menghembuskan nafasnya untuk yang terakhir. Saat itu, ayahnya baru  pulang dari kantor melihat kejadian tersebut langsung terbelalak melihat kelakuan sang anak kepada ibu kandungnya sendiri. Ayah nya pun  langsung membawa istrinya pergi ke rumah sakit, untuk memeriksakan kondisi istrinya saat ini. Mungkin inilah akhir dari kehidupan seorang ibu tadi, yang menghembuskan nafas terakhir ditangan anaknya sendiri. Ayah nya pun tidak segan-segan lagi untuk mengusir anaknya yang durhaka ini dari rumahnya dan tidak mau lagi menganggap sebagai anaknya lagi.
Lalu anak itu pun pergi meninggalkan ayah dan ibunya saat itu juga dan menyesali apa yang telah ia perbuat.
.....kawan, kita sebagai anak seharusnya bisa membanggakan kedua orang tua kita. Jangan pernah kita untuk menyakiti ataupun melukai hati kedua orang tua kita, yang telah bersusah payah menjaga dan merawat kita dari kecil hingga saat ini. Sebenarnya orang tua  itu menasehati anaknya karena ia sangat sayang pada kita dan itu merupakan kebaikan untuk diri kita sendiri. Dan jangan pernah menyia-nyiakan seorang ibu. Ibu lah yang melahirkan kita, sehingga kita ada didunia ini.  Ingat, “surga di telapak kaki ibu”.   :-)

0 komentar: