Ayah Itu Murah Hati

Ia akan melupakan apa yang ia inginkan, agar bisa memberikan apa yang
kamu butuhkan.... .
Ia membiarkan orang-orangan sawahmu memakai sweater kesayangannya. ....
Ia membelikanmu lollipop merk baru yang kamu inginkan, dan ia akan
menghabiskannya kalau kamu tidak suka.....
Ia menghentikan apa saja yang sedang dikerjakannya, kalau kamu ingin
bicara...

Menemukan Sisi Segar Dari Ayah Kita

Sosok ayah kita, terkadang terlihat s'bagai perwujudan manusia yang tegas, gagah, tapi juga membuat kita segan.Namun, tubuh tegap dan suaranya yang seringkali menyebarkan rasa takut. Padahal, tanggung jawabnya s'bagai kepala kluarga membuatnya berusaha untuk melindungi kita.

Sebenarnya ada banyak kesegaran yang ia tularkan kepada kita. Kesegaran yang membuat kita ingin kembali ke masa itu. Ingatkah kita dibalik ketegasannya ada banyak cerita heroik yang ia bagikan agar kita belajar. Di balik keseriusannya, ada kisah lucu masa remajanya yang ia ceritakan hingga membuat seisi rumah tertawa. Di balik kesibukannya, ia sempatkan mengantarmu pergi sekolah. Di balik kekakuannya s'bagai ayah, ia sempatkan mencium keningmu di tengah malam, tanpa engkau pernah tau dan sadari.

Mencari Kekayaan Makna Dari Dalamnya Ayah

Diam merupakan suatu karakter yang sering dilekatkan pada diri ayah. Namun, diam bukan berarti tak memiliki cinta. Dan bukan pula sebuah ekspresi dingin dan sikap masa bodoh. Bukan. Sebab di antara para ayah, biasanya ada yang memang sulit untuk manyampaikan dan mengapresiasikan kata cinta pada anaknya.

Ayah Selalu Menyanggupi Apa Yang Kita Minta Meski Tak Selamanya Ada

Lihatlah betapa mendalam rasa sedih seorang ayah ketika gagal untuk memenuhi permintaan anaknya. Seperti Jamhamid, seorang ayah yang menanggung duka yang sangat-sangat mendalam, karena keenam anaknya meninggal dalam tiga hari. Menyanggupi permintaan anak juga bermakna keberartian bagi seorang ayah. Dalam posisi sebagai seorang pemimpin, ayah harus selalu merasa berarti bagi kita, dan anggota keluarganya. Bentuknya bisa macam-macam, namun yang palin utama, ketika dia selalu bisa membuat kita bahagia. Ayah merasa berarti ketika slalu ada dan hadir di saat kita, anak-anaknya membutuhkan.

Ayah slalu menyanggupi apa yang kita minta, karena itulah penjelasan dari sebuah tanggung jawab. Meski tak selama mampu, yakinlah seorang ayah pasti selalu ingin melakukannya.Ketika kita lahir, ayah menyadari penuh bahwa sebuah tanggung jawab baru tlah menantangnya. Bagi ayah kita adalah amanah, buah hati dan mimpinya. Dan dia bertekad untuk selalu berada disamping kita.

Dulu kita mungkin juga sulit mengerti kenapa ayah  bukannya menyanggupi, tetapi justru sering membuat larangan. Ayah mungkin tak tak sempat menjelaskan alasan-alasannya. Atau kita yang tak mau tahu kenapa ayah melarang ini dan itu. Sering kali ayah memang harus lebih mengedepankan akalnya. Bahkan ayah rela, dibenci anak-anaknya untuk kebaikan mereka sendiri. Bayangkan pastilah iini konflik batin yang tak mudah.

Ayah sejatinya slalu ingin menyanggupi apa yang kita minta, meski tak selamanya ada. Meski tak selamanya bisa. Kadang, tak bisa bukan semata masalah kemampuan, tetapi jjuga karena keyakinannya bahwa itu bukan yang terbaik untuk kita (anak-anaknya).

Sumber : Buku Tarbawi, Edisi Khusus Ayah Punya Cara Sendiri dalam Mencintai Kita.

Surat Seorang Anak Untuk Ayahnya

Ayah,aku pernah sangat jengke padamu.Bukan karena engkau menolak permintaanku, tetapi jawaban khas itu, "nanti ya, tunggu gajian". Seolah enkau slalu memutar kembali redaksi jawaban itu untuk setiap rengekan anak-anakmu.

Aku slalu jengkel kenapa engkau memilih toko itu.Toko sepatu tak bernam, dan koleksinya yang terbatas. Selalu tak kutemukan merek sepatu yang aku inginkan.Aku sangat jengkel dan jengkel, tapi belakangan ini naku baru tahu, toko itulah yang sangat mengerti kondisi kantong seorang PNS golongan rendah dengan empat orang anak. Ditoko itu, engkau bisa mengambil barang yang kamu sukai dan akan dibayar sebulan kemudian.

Ayah, aku selalu ingat janji-janjimu untuk menyekolahkanku di tempat yang menurutmu itu yang terbaik. Engkau menyebut sebuah sekolah itu sangat bagus dan aman. Gedungnya megah, segala prasarananya lengkap. Tak sabar aku ingin segera masuk sekolah itu. Hingga suatu saat aku siap, engkau bahkan tak lagi menyebut nama sekolah itu. Tapi, aku tak lagi jengkel, karena kemudian kutahu, biaya pendidikan di sekolah itu sangat mahal. Seluruh gajimu akan habis untuk biaya per bulannya. Jelas tak mungkin bagiku masuk kesekolah itu.......

Sumber : Buku Tarbawi Edisi khusus Ayah Punya Caranya Sendiri dalam Mencintai Kita

"Bila Ayah Tak Selalu Punya Ungkapan Untuk Mengapresiasi Kita"

"Percayalah ayah sangat mengerti dan memahami apa yang telah kita capai"
Ayah sangat memperhatikan anak-anaknya, meski kita sering taj menyadarinya.

Jika cinta dan perhatian hanya diwakili dengan kata - kata, mungkin banyak ayah akan masuk dalam kategori orang yang tak berhenti. Karena, betapa banyak ayah yang sulit mengungkapkan perasaannya, bahkan pada anak-anaknya sendiri. Seolah wajah ayah selalu sama, baik ketika gembira maupun sedih. Tapi apakah itu berarti ayah miskin cinta? Tentu tidak,, karen ayah punya caranya sendiri dalam mencintai dan menyayangi kita. Yakin lah ayah slalu bangga pada prestasi anak-anaknya, meski sering kali tak pandai untuk mengapresiasikannya.

 Ayah sangat mengerti dan memahami apa yang tlah kita capai.Ayah sangat memperhatikan anak-anaknya, meski kita sering kali tak menyadarinya.Harus diakui, di antara ayah kita memang ada yang tak cakap mengkomunikasikan emosi. Ayah kita bahagia tapi tak mengatakannya. Dalam hati ayah memuji, namun tak memverbalkannya. Bukan ayah tak cinta, tetapi ayah ingin menyampaikan dengan caranya sendiri.Bukannya ayah tak suka, tetapi ayah memiliki pertimbangan yang berbeda. Dan ayah, tak slalu punya ungkapan untuk mengapresiasi kita.

Sumber : Buku Tarbawi

"Menghadirkan Kenangan Akan Ayah Tercinta

.Ayah, sungguh aku rindu padamu"
Aku tahu bahwa engkau sangat tahu seberapa besar cintaku padamu.
Kini aku hanya ".ingin mengucapkannya lebih sering lagi."

Setidaknya untuk suatu waktu tertentu, kita harus mengenang kembali ayah kita. Terlepas ayah kita sudah wafat ataupun masih sehat walafiat, sejatinya ayah kita selalu ada jejak keberadaannya. Maka menghadirkan kenangan akan ayah tercinta seharusnya bisa dilakukan oleh semua kita. Siapapun kita, seperti ayah kita, dan dimana pun kini ayah kita berada.Untuk sebagian kita yang mungkin jauh dan sangat jauh dari Ayah maupun Ibu, mereka pasti akan merasakannya, betapa sedihnya kedua orang tua kita merasa kesepian tanpa hadirnya anak dalam hidupnya.

Ayah lah yang memberikan seluruh hidupnya untuk kita, tapi kita membagi sangat sedikit untuk ayah kita. Ayah selalu mengorbankan seluruh dirinya untuk kita,  tetapi kita sangat sedikit memberi penghargaan untuk dirinya. Dan tanpa kita tahu, tanpa kita sadari, sejujurnya begitu pendek saat - saat ayah kita benar - benar merasakan sebagai ayah dalam pengakuan nyata kita.

Kadang kenangan ayah berubah menjadi rindu yang tak kan terobati. Sebab ayah kita sudah pergi untuk selamanya. Mungkin kita telah memastikan bahwa kita tak pernah menyakitinya, apalagi durhaka kepadanya. Tapi percayalah, begitu ayah kita tiada,kita baru merasakan, betapa masih banyak yang belum kita lakukan untuk ayah tercint. Kita pasti menyesal,karena kita belum pernah untuk membahagiakannya, meski secuilpun ia tak pernah meminta kebahagiaanya.

"Ayah tidak memberitaku bagaimana cara untuk hidup"
"Dia hidup dan membiarkan aku melihat bagaimana dia melakukannya"
Sumber: Buku TARBAWI .