"Menghadirkan Kenangan Akan Ayah Tercinta

.Ayah, sungguh aku rindu padamu"
Aku tahu bahwa engkau sangat tahu seberapa besar cintaku padamu.
Kini aku hanya ".ingin mengucapkannya lebih sering lagi."

Setidaknya untuk suatu waktu tertentu, kita harus mengenang kembali ayah kita. Terlepas ayah kita sudah wafat ataupun masih sehat walafiat, sejatinya ayah kita selalu ada jejak keberadaannya. Maka menghadirkan kenangan akan ayah tercinta seharusnya bisa dilakukan oleh semua kita. Siapapun kita, seperti ayah kita, dan dimana pun kini ayah kita berada.Untuk sebagian kita yang mungkin jauh dan sangat jauh dari Ayah maupun Ibu, mereka pasti akan merasakannya, betapa sedihnya kedua orang tua kita merasa kesepian tanpa hadirnya anak dalam hidupnya.

Ayah lah yang memberikan seluruh hidupnya untuk kita, tapi kita membagi sangat sedikit untuk ayah kita. Ayah selalu mengorbankan seluruh dirinya untuk kita,  tetapi kita sangat sedikit memberi penghargaan untuk dirinya. Dan tanpa kita tahu, tanpa kita sadari, sejujurnya begitu pendek saat - saat ayah kita benar - benar merasakan sebagai ayah dalam pengakuan nyata kita.

Kadang kenangan ayah berubah menjadi rindu yang tak kan terobati. Sebab ayah kita sudah pergi untuk selamanya. Mungkin kita telah memastikan bahwa kita tak pernah menyakitinya, apalagi durhaka kepadanya. Tapi percayalah, begitu ayah kita tiada,kita baru merasakan, betapa masih banyak yang belum kita lakukan untuk ayah tercint. Kita pasti menyesal,karena kita belum pernah untuk membahagiakannya, meski secuilpun ia tak pernah meminta kebahagiaanya.

"Ayah tidak memberitaku bagaimana cara untuk hidup"
"Dia hidup dan membiarkan aku melihat bagaimana dia melakukannya"
Sumber: Buku TARBAWI .

0 komentar: